Pages

5 Mei 2017

TERLENA

Waktu berlalu begitu pantas, 
menipu kita yang terlena.
Belum sempat berzikir di waktu pagi, 
hari sudah menjelang siang. 
Belum sempat bersedekah pagi, 
matahari sudah meninggi.

Niat pukul 9.00 pagi hendak solat Dhuha, 
tiba-tiba azan Zuhur sudah terdengar..
Teringin setiap pagi membaca 1 juzuk Al-Quran, 
menambah hafalan satu hari satu ayat, 
itu pun tidak dilakukan.
Rancang untuk tidak akan melewatkan malam 
kecuali dengan tahajjud dan witir, 
walau pun hanya 3 rakaat, 
semua tinggal angan-angan.

Beginikah berterusannya nasib hidup menghabiskan umur? 
Berseronok dengan usia?
Lalu tiba-tiba menjelmalah usia di angka 30, 
sebentar kemudian 40, tidak lama terasa menjadi 50 
dan kemudian orang mula memanggil kita dengan panggilan 
"Tok Wan, Atok...Nek" menandakan kita sudah tua.

Lalu sambil menunggu Sakaratul Maut tiba, 
diperlihatkan catatan amal yang kita pernah buat....
Astaghfirullah, 
ternyata sedekah ku tidak seberapa 
sedekah dan infak cuma sekadarnya, 
mengajarkan ilmu tidak pernah ada, 
silaturrahim tidak pernah buat.

Justeru, apakah roh ini tidak akan melolong, 
meraung, menjerit menahan kesakitan 
di saat berpisah daripada tubuh ketika Sakaratul Maut?
Tambahkan usiaku ya Allah, 
aku memerlukan waktu untuk beramal sebelum 
Kau akhiri ajalku.
Belum cukupkah kita menyia-nyiakan waktu 
selama 30, 40, 50 atau 60 tahun?
Perlu berapa tahun lagikah untuk mengulang 
pagi, siang, petang dan malam, 
perlu berapa minggu, bulan, dan tahun lagi 
agar kita benar-benar BERSEDIA untuk mati?
Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan 
untuk menghasilkan pahala, 
maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena.

Nukilan, 
Pujangga Nusantara
(Pak Hamka)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...